Mendobrak Stigma Hatch Back
A
A
A
APA yang Anda bayangkan tentang sebuah mobil hatchback? Bagasi yang tidak begitu besar, ruangan interior yang sempit, hingga fungsi dan fitur terbatas? Memang saat ini ada beberapa hatchback yang sudah berbenah diri agar tidak menjadi hatchback biasa. Salah satunya All New Mazda2.
Apa yang ada di dalam mobil tanpa ekor ini memang bukan sekadar mencoba berbeda dari hatchback biasa. Mobil ini berusaha keras menjadi sebuah hatchback yang bisa mendobrak mitos yang disebutkan di awal tulisan ini. Dan itu terasa ketika KORAN SINDO mencobanya di Sirkuit Sentul, Jawa Barat, Rabu (11/12) lalu.
Mobil ini begitu mudah untuk membuat siapa saja jatuh cinta. Tentu saja itu sangat didukung dengan tampilannya yang sangat stylish ketimbang hatchback yang lain. Berbekal desain KODO yang sebelumnya diaplikasikan di Mazda CX-5 dan Mazda6, wajah All New Mazda2 kini jadi lebih manis. Namun, hanyalah bagian lampu kabut yang dibuat minimalis. Begitu membuka dan menutup pintunya, mobil ini langsung bikin terkesan.
Suara yang dihasilkan bulat penuh, “jleb” yang menandakan kualitas material dan pemasangan karet yang ada di bagian ini dibuat sebaik mungkin. Tingkat kekedapan suara jadi semakin baik sehingga suara mesin dan kondisi jalan yang ada di luar mobil terdengar minimal. Ketika berada di dalam unit All New Mazda2 GT yang jadi varian tertinggi, active driving display (ADD) yang ada di bagian setir langsung menyambut.
Mirip dengan head up display (HUD) yang ada di mobil mewah Eropa. Bedanya HUD ditaruh di kaca depan mobil, sedangkan ADD berada di bagian atas setir yang membuka dan menutup seiring operasional mesin mobil. Untuk hatchback Jepang, fitur ADD ini memang yang pertama. Jadi, jelas ini salah satu mitos yang didobrak oleh mobil tersebut. Begitu mesin menyala dan hendak memegang tuas transmisi, terdapat tombol dan control pad yang sangat menarik.
Control pad ini jadi jembatan antara ponsel pintar pengemudi dan sistem entertainment di mobil. Bahkan, berbagai aplikasi social media yang ada di ponsel bisa terbaca lewat layar sentuh yang ada di atas dasbor. Koneksi seperti inilah yang mereka namakan MZD Connect. Hal seperti ini memang sangat baru untuk sebuah hatchback yang kerap tampil biasa.
Ketika mobil diarahkan untuk memutar sirkuit, kemudi mobil cukup bikin dahi bekernyit. Ringan karena sudah menggunakan teknologi full electronic power steering (EPS). Namun, ini anomali karena sepanjang mengitari sirkuit, kemudi mobil justru akurat dan tajam ketika dikemudikan. Bahkan, setirnya juga stabil dalam kecepatan tinggi. Gejala body-roll memang masih terasa ketika melibas tikungan dalam kecepatan tinggi.
Namun, gejala tersebut tidak membuat kepala berpikir keras untuk cepat mengoreksi. Mazda berhasil mengatasi masalah itu dengan membuat konfigurasi bobot, desain bodi, dan rigiditas sasis yang seimbang. Setelah satu lap, ada tombol yang sedikit mengusik pikiran, yakni tombol Sport. Tumbentumbenan mobil sekecil ini dibekali tombol Sport. Setelah mengitari satu lap Sirkuit Sentul, tombol itu pun dicoba.
Cukup mengejutkan karena mesin langsung merespons tekanan pedal gas lebih cepat. Perpindahan antargigi pun terjadi di RPM yang lebih tinggi. Berdasarkan pengamatan, perpindahan itu terjadi di kisaran 3.000-3.500 RPM. Jadi, mobil ini memang berusaha mengakomodasi keinginan pengemudinya yang ingin merasakan performa maksimal mobilnya tanpa harus mengubah-ubah setting mobil.
Puas mencoba di sirkuit, mobil ini pun diarahkan ke medan yang berbeda. Kali ini medan yang dicoba disulap menjadi layaknya jalan perkotaan. Di sini diuji beberapa kelebihan All New Mazda2, mulai ABS, EBD, BA, dynamic stability control (DSC), traction control system (TCS), emergency stop signal (ESS), hingga hill launch assist .
Ada dua fitur yang bikin terpesona, yakni fitur i-Stop yang mematikan mesin ketika pedal rem diinjak lama dan fitur smart city brake support (SCBS). Kedua fitur ini aslinya masing-masing ada di Mazda CX-5 dan Mazda6. Hebatnya Mazda2 memiliki kedua fitur tersebut. Fitur-fitur tersebut berfungsi dengan baik ketika dicoba. Saat fitur i-Stop berjalan, pendingin mobil dan radio masih berjalan.
Bahkan, ketika pedal gas disentuh, mesin langsung menyala tanpa terasa. Begitu juga ketika mencoba SCBS yang bisa menghentikan kendaraan ketika potensi tubrukan depan terjadi. Tentu saja dengan syarat kecepatan mobil ada di kisaran 0-30 kilometer per jam.
Sulit diterima akal fitur-fitur yang melimpah seperti tadi, ditemukan di sebuah mobil kecil yang ada di kategori hatchback .
Wahyu sibarani
Apa yang ada di dalam mobil tanpa ekor ini memang bukan sekadar mencoba berbeda dari hatchback biasa. Mobil ini berusaha keras menjadi sebuah hatchback yang bisa mendobrak mitos yang disebutkan di awal tulisan ini. Dan itu terasa ketika KORAN SINDO mencobanya di Sirkuit Sentul, Jawa Barat, Rabu (11/12) lalu.
Mobil ini begitu mudah untuk membuat siapa saja jatuh cinta. Tentu saja itu sangat didukung dengan tampilannya yang sangat stylish ketimbang hatchback yang lain. Berbekal desain KODO yang sebelumnya diaplikasikan di Mazda CX-5 dan Mazda6, wajah All New Mazda2 kini jadi lebih manis. Namun, hanyalah bagian lampu kabut yang dibuat minimalis. Begitu membuka dan menutup pintunya, mobil ini langsung bikin terkesan.
Suara yang dihasilkan bulat penuh, “jleb” yang menandakan kualitas material dan pemasangan karet yang ada di bagian ini dibuat sebaik mungkin. Tingkat kekedapan suara jadi semakin baik sehingga suara mesin dan kondisi jalan yang ada di luar mobil terdengar minimal. Ketika berada di dalam unit All New Mazda2 GT yang jadi varian tertinggi, active driving display (ADD) yang ada di bagian setir langsung menyambut.
Mirip dengan head up display (HUD) yang ada di mobil mewah Eropa. Bedanya HUD ditaruh di kaca depan mobil, sedangkan ADD berada di bagian atas setir yang membuka dan menutup seiring operasional mesin mobil. Untuk hatchback Jepang, fitur ADD ini memang yang pertama. Jadi, jelas ini salah satu mitos yang didobrak oleh mobil tersebut. Begitu mesin menyala dan hendak memegang tuas transmisi, terdapat tombol dan control pad yang sangat menarik.
Control pad ini jadi jembatan antara ponsel pintar pengemudi dan sistem entertainment di mobil. Bahkan, berbagai aplikasi social media yang ada di ponsel bisa terbaca lewat layar sentuh yang ada di atas dasbor. Koneksi seperti inilah yang mereka namakan MZD Connect. Hal seperti ini memang sangat baru untuk sebuah hatchback yang kerap tampil biasa.
Ketika mobil diarahkan untuk memutar sirkuit, kemudi mobil cukup bikin dahi bekernyit. Ringan karena sudah menggunakan teknologi full electronic power steering (EPS). Namun, ini anomali karena sepanjang mengitari sirkuit, kemudi mobil justru akurat dan tajam ketika dikemudikan. Bahkan, setirnya juga stabil dalam kecepatan tinggi. Gejala body-roll memang masih terasa ketika melibas tikungan dalam kecepatan tinggi.
Namun, gejala tersebut tidak membuat kepala berpikir keras untuk cepat mengoreksi. Mazda berhasil mengatasi masalah itu dengan membuat konfigurasi bobot, desain bodi, dan rigiditas sasis yang seimbang. Setelah satu lap, ada tombol yang sedikit mengusik pikiran, yakni tombol Sport. Tumbentumbenan mobil sekecil ini dibekali tombol Sport. Setelah mengitari satu lap Sirkuit Sentul, tombol itu pun dicoba.
Cukup mengejutkan karena mesin langsung merespons tekanan pedal gas lebih cepat. Perpindahan antargigi pun terjadi di RPM yang lebih tinggi. Berdasarkan pengamatan, perpindahan itu terjadi di kisaran 3.000-3.500 RPM. Jadi, mobil ini memang berusaha mengakomodasi keinginan pengemudinya yang ingin merasakan performa maksimal mobilnya tanpa harus mengubah-ubah setting mobil.
Puas mencoba di sirkuit, mobil ini pun diarahkan ke medan yang berbeda. Kali ini medan yang dicoba disulap menjadi layaknya jalan perkotaan. Di sini diuji beberapa kelebihan All New Mazda2, mulai ABS, EBD, BA, dynamic stability control (DSC), traction control system (TCS), emergency stop signal (ESS), hingga hill launch assist .
Ada dua fitur yang bikin terpesona, yakni fitur i-Stop yang mematikan mesin ketika pedal rem diinjak lama dan fitur smart city brake support (SCBS). Kedua fitur ini aslinya masing-masing ada di Mazda CX-5 dan Mazda6. Hebatnya Mazda2 memiliki kedua fitur tersebut. Fitur-fitur tersebut berfungsi dengan baik ketika dicoba. Saat fitur i-Stop berjalan, pendingin mobil dan radio masih berjalan.
Bahkan, ketika pedal gas disentuh, mesin langsung menyala tanpa terasa. Begitu juga ketika mencoba SCBS yang bisa menghentikan kendaraan ketika potensi tubrukan depan terjadi. Tentu saja dengan syarat kecepatan mobil ada di kisaran 0-30 kilometer per jam.
Sulit diterima akal fitur-fitur yang melimpah seperti tadi, ditemukan di sebuah mobil kecil yang ada di kategori hatchback .
Wahyu sibarani
(ars)